Thursday, July 30, 2009

Hati-hati exodus SDM Bank Syariah

Teman2 yang alumni program leadership atau yang sudah mendapatkan materi leadership dimanapun, pasti sudah tahu bahwa pemimpin yang tidak inspiring, bahkan cenderung diktator atau militerisme bisa saja mencapai target yang ditetapkan perusahaan, bahkan dengan hasil yang gemilang. Namun hasil ini tidak akan langgeng. Mungkin masuk dalam kriteria GOOD tapi tidak GREAT.

Tetapi dalam beberapa kasus, manajemen lebih menyukai kondisi ini. Mereka cenderung tutup mata terhadap apapun yang terjadi di lapangan. Keluhan dari anak buah dari pemimpin diktator yang mencapai target dengan gemilang dianggap sebagai angin lalu dan bahkan dituduh mencemarkan nama baik.

Semua pihak pasti setuju bahwa pencapaian target perusahaan yang langgeng atau berkesinambungan hanya dapat dicapai dengan kepemimpinan efektif. Kita tidak bicara pencapaian kinerja 2 tahun dan pada tahun ke-4 jeblok, tetapi kita bicara tentang pencapaian kinerja perusahaan 5 tahun, 10 tahun, atau bahkan 100 tahun mendatang.

Saya memandang perlu ada upaya "break through" untuk mendorong terciptanya kepemimpinan efektif. Kepemimpinan efektif tidak hanya bicara individu tapi juga sistem. Saya mengusulkan beberapa hal antara lain:

1. HRD harus melakukan survey berkala terhadap kinerja manajemen di Unit bisnis seperti cabang. Obyek survey antara lain seluruh staf di cabang. Untuk realisasinya, HRD harus turun langsung melakukan survey agar bisa mendapatkan data yang lebih obyektif.

2. Hasil survey tersebut harus ditindaklanjuti secara positif dan cepat. Jangan sekadar survey belaka.

3. Mengevaluasi sistem yang ada, karena lingkungan ikut membentuk tipe kepemimpinan seseorang, terkait sistem remunerasi, rotasi, mutasi dan promosi. Bukan tidak mungkin kepemimpinan yang tidak efektif terbentuk karena seorang pemimpin sudah merasa jenuh atau kecewa.
Contoh:
a. Pemimpin yang terlalu lama disatu unit kerja justru akan membentuk raja-raja kecil di daerah.
b. Sistem remunerasi yang tidak relevan

4. Terakhir, jangan seperti katak dalam tempurung. Merasa diri paling hebat, merasa memiliki sistem paling baik. Sesungguhnya kita tengah berada dalam era persaingan yang dahsyat. Bank-bank syariah mulai bermunculan, seperti BCA Syariah, BRI Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Jabar Banten Syariah dan lain-lain. Para pesaing itu sudah siap meng-hijack dengan harga transfer lebih tinggi dan bahkan mungkin belum pernah terfikirkan. Kalau tidak segera memperbaiki sistem, maka hanya loyalitas tingkat tinggi yang bisa menahan laju kepergian SDM bertalenta.

Untuk itu, saya mengingatkan kepada bank-bank syariah existing: Rawatlah SDM sebagai aset bukan obyek penderita. Ingat mereka pun juga stake holder. Jika tidak dirawat dengan baik, hati-hatilah eksodus besar-besaran akan terjadi.

Salam Sukses

Sunarto Zulkifli

NB: Sedih rasanya kehilangan Cristiano Ronaldo. Tapi apa boleh buat kehidupan yang nyaman di Spanyol dan salary yang menakjubkan menjadi daya tarik tersendiri. Tapi hati ini tetap untuk MU. Hidup MU.... Sorry ya fans club lainnya. sekadar contoh belaka.

Ngemeng2, semoga Telkom berhasil mendapatkan hak siar liga Inggris. He..he.. sorry intermezo...

No comments: