Tuesday, June 11, 2019

YUSUF AS, SANG PENYELAMAT MESIR DARI KEKERINGAN IMAN DAN PANGAN


Yusuf Kecil, Anak yang Sopan dan Cerdas

Kisah nabi Yusuf AS bermula dari negeri Kan’an. Menurut Wikipedia, Negeri Kanaan adalah istilah kuno untuk wilayah yang meliputi Palestina, Lebanon, serta sebagian Yordania, Suriah, dan sebagian kecil Mesir timur laut. Nabi Yusuf merupakan anak nabi Yaqub AS. Kakeknya nabi Ishaq AS yang merupakan anak dari nabi Ibrahim AS. Nabi Yusuf memiliki 11 saudara sebapak, beda ibu. Yusuf sendiri memiliki adik sekandung yakni Bunyamin. Keluarga nabi Ishaq menyebut dirinya sebagai Bani Israil. Kisah nabi Yusuf AS diabadikan Allah SWT dalam alquran, tepatnya Surat Yusuf (Surat ke-12).

“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku. Dia (ayahnya) berkata, “Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia.” (QS Yusuf ayat 4-5).

Saudara-saudara Yusuf cemburu terhadap perlakuan nabi Yaqub kepada Yusuf kecil. Apalagi saat Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya. Kecemburuan semakin membuncah dan akhirnya tipu daya syaitan berhasil menggoda mereka untuk berbuat jahat terhadap Yusuf kecil. Dengan bujuk rayu yang meyakinkan, saudara-saudara Yusuf berhasil menipu Nabi Yaqub sehingga Yusuf kecil berhasil diajak bermain agak menjauh. Pada saat jauh dari penjagaan nabi Yaqub, Yusuf kecil dianiaya dan bahkan hendak dibunuh. Syukurlah salah satu saudaranya bernama Lavi berhasil mencegah pembunuhan terhadap Yusuf kecil. Lavi mencegah pembunuhan dan menyarankan agar Yusuf kecil dibuang kedalam sumur.

Pada petang hari, saudara-saudara Yusuf kembali kepada nabi Yaqub sambil pura-pura menangis mereka mengarang cerita bahwa Yusuf kecil dimakan serigala. Ditunjukkanlah baju Yusuf kecil yang telah dilumuri darah palsu. Nabi Yaqub murka sekaligus sedih mengetahui hal ini. Sangat sulit memaafkan kesalahan saudara-saudara Yusuf. Ia terus saja menangis menyesali kepergian Yusuf kecil, hingga semakin lama penglihatannya merabun dan bahkan buta.

“Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Sesungguhnya kami pergi berlomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan engkau tentu tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami berkata benar.” Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Yakub) berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (QS Yusuf ayat 17-18).

Sementara itu, Yusuf kecil diselamatkan dari sumur oleh seorang musafir bernama Malik. Ia kemudian menjadikan Yusuf kecil sebagai barang dagangan. Pada masa itu, memang perdagangan budak masih meraja lela. Yusuf kecil dibawa ke Mesir untuk dijual sebagai budak, dengan harga yang sangat murah. Penjualan Yusuf kecil dengan harga yang sangat murah ini disebabkan sang musafir khawatir dengan perawakan Yusuf kecil yang lebih cakap dan lebih mirip sebagai keluarga bangsawan ketimbang budak. Daripada menimbulkan masalah, maka Yusuf kecil dijual cepat dengan harga murah.

“Dan datanglah sekelompok musafir, mereka menyuruh seorang pengambil air. Lalu dia menurunkan timbanya. Dia berkata, “Oh, senangnya, ini ada seorang anak muda!” Kemudian mereka menyembunyikannya sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dan mereka menjualnya (Yusuf) dengan harga rendah, yaitu beberapa dirham saja, sebab mereka tidak tertarik kepadanya.” (QS Yusuf ayat 19-20).

Yusuf kecil dibeli oleh salah seorang petinggi Mesir yakni Putifar. Putifar adalah orang nomor dua dalam pemerintahan Mesir saat itu, setelah raja. Putifar menghadiahkan Yusuf kecil kepada istrinya Zulaikha sebagai budak ataupun sebagai anak.

“Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.” (QS Yusuf ayat 21).

Yusuf kecil dibina dalam keluarga bangsawan dan tumbuh sebagai anak yang sangat cerdas dan sangat memegang kuat prinsip Tauhid kepada Allah SWT. Padahal saat masyarakat di Mesir dikenal sebagai penyembah berhala. Dewa utama saat itu adalah dewa Amun. Raja Mesir saat itu dianggap sebagai titisan dewa atau manusia setengah dewa. Raja Mesir saat itu bernama Amunhatep III, yang berarti sang penyembah dewa Amun. Beberapa kali Yusuf kecil diajak petinggi Mesir menghadap raja Amunhatep III. Disanalah beliau berkenalan dengan anak raja yang kelak diangkat sebagai raja Mesir bergelar Amunhatep IV.

Beberapa kali Yusuf kecil menunjukkan kecerdasannya dalam membaca dan beradu argumentasi dengan beberapa penyembah berhala. Logika yang digunakan Yusuf kecil sama seperti yang digunakan para nabi leluhurnya yakni nabi Ibrahim AS. Bagaimana mungkin menyerahkan urusan kepada tuhan yang dibuat dari batu. Jangankan memberi manfaat, bahkan mereka tidak bisa memperbaiki diri sendiri jika rusak ataupun terjatuh.

Logika Yusuf kecil ini disukai oleh kalangan istana Mesir yang saat itu berseteru dengan para pendeta. Raja Mesir kala itu dikenal sebagai orang yang tidak taat kepada para pendeta kuil Amun, karena pihak istana sudah mengetahui bahwa para pendeta kuil telah menyalahgunakan jabatannya dan menghimpun persembahan para pengikut untuk kepentingan sendiri. Bahkan di masa itu terjadi intrik-intrik pertikaian antara istana dan pendeta untuk saling berebut pengaruh dari rakyat Mesir.

Kondisi pertikaian antara istana Mesir dengan para pendeta penyembah berhala ini tampaknya juga menjadi salah satu faktor semakin meningkatnya pamor Yusuf kecil saat itu. Yusuf kecil disukai pihak istana dan dimusuhi pihak kuil pendeta.

Yusuf Muda, Tampan dan Bijaksana
(bersambung)

No comments: