Thursday, December 10, 2015

GAMBARAN UMUM MANAJEMEN RISIKO




Perkembangan industri perbankan Indonesia sudah mengalami masa pasang surut. Krisis keuangan Asia pada tahun 1998, imbas krisis di Amerika tahun 2008 dan krisis di kawasan Eropa tahun 2011 merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Indonesia sendiri mengalami krisis pada tahun 1997. Kasusnya pun masih belum tuntas hingga saat ini. Kasus dimaksud adalah kasus BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia). Hingga saat ini, penyelesaian kasus BLBI masih belum jelas siapa yang bersalah.
Dibutuhkan langkah untuk memperbaiki kualitas industri perbankan Indonesia. Perbaikan tersebut tidak hanya dari sisi bank sebagai entitas bisnis berorientasi laba tetapi juga meningkatkan pengetahuan para banker dan mendorong penerapan manajemen yang lebih baik dalam mengelola bank. 

Pada tanggal Sembilan Januari tahun 1994, Bank Indonesia menerbitkan API (Arsitektur Perbankan Indonesia) sebagai suatu kerangka menyeluruh arah kebijakan pengembangan industri perbankan Indonesia. Salah satu pilar API adalah menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko.

Arti Penting Penerapan Manajemen Risiko

Penerapan manajemen risiko menjadi sangat penting agar kejadian krisis keuangan tahun 1997 tidak terulang kembali. Minimal ada tiga arti penting manajemen risiko, antara lain:
1.    Bagi Bank, penerapan manajemen risiko tidak dimaksudkan untuk menghambat pertumbuhan bisnis bank. Tetapi untuk memastikan bahwa risiko dalam bisnis yang dijalankan diketahui dan disadari oleh bank dan diupayakan agar risiko tersebut masih berada dalam koridor toleransi risiko bank.

2.    Bagi shareholder (pemilik saham), penerapan manajemen risiko juga berperan meningkatkan shareholder value, memberikan gambaran kepada pengelola bank mengenai potensi kerugian di masa mendatang, jumlah modal yang yang diperlukan untuk menutup berbagai risiko dibandingkan potensi return yang diharapkan.

3.  Bagi pemerintah, penerapan manajemen risiko bagi regulator adalah untuk memudahkan penilaian terhadap potensi kerugian yang dihadapi bank yang dapat mempengaruhi permodalan bank. Modal bank sendiri merupakan komponen penting untuk melindungi dana nasabah di bank. Hal ini penting dilakukan mengingat permasalahan yang terjadi pada satu bank akan dengan mudah merembet pada bank lainnya.

No comments: