Tuesday, December 22, 2015

PERHITUNGAN KECUKUPAN MODAL RISIKO KREDIT


Perhitungan Kecukupan Modal

1.       Pendekatan Standar (Standardized Approach); Pendekatannya sama dengan formula Basel I tapi berbeda pada kategori asset dan nilai bobot risiko.

No.
Jenis tagihan
Bobot risiko
1
Tagihan Tunai
0%
2
Kredit beragun Rumah Tinggal


a.       LTV <= 70%
35%

b.      70% < LTV <= 80%
40%

c.       80%
45%
3
Kredit beragun property komersial
100%
4
Kredit pegawai atau pensiunan
50%
5
Tagihan kepada usaha mikro, kecil dan ritel
75%
6
Tagihan yang telah jatuh tempo


a.       Kredit beragun rumah tinggal
100%

b.      Selain kredit beragun rumah tinggal
150%
7
Penyertaan yang bukan merupakan factor pengurang modal


a.       Penyertaan kepada perusahaan keuangan yang terdaftar di bursa
100%

b.      Penyertaan kepada perusahaan keuangan yang tidak terdaftar di bursa
150%

c.       Penyertaan modal sementara dalam rangka restrukturisasi kredit
150%
8
Aset yang diambil alih (AYDA)
150%
9
Aset lainnya, missal: asset tetap, tanah, bangunan dan investasi
100%

2.       Pendekatan Internal Rating Based (IRB)
a.       Pendekatan ini memiliki akurasi lebih tinggi dan lebih sesuai dengan profil risiko bank
b.      Bank yang menerapkan pendekatan IRB wajib memenuhi 12 kriteria:
i.         Komposisi persyaratan minimum
ii.       Kepatuhan terhadap persyaratan minimum
iii.      Desain sistem pemeringkatan
iv.     Operasional sistem pemeringkatan risiko
v.       Pengawasan dan corporate governance
vi.     Penggunaan pemeringkat internal
vii.    Kuantifikasi risiko
viii.  Validasi atas estimasi internal
ix.     Estimasi pengawas atas LGD (Lost Given Default) dan EAD (Exposure At Default)
x.       Persyaratan untuk mengakui leasing
xi.     Perhitungan beban modal untuk eksposur ekuitas
xii.    Keterbukaan informasi

c.       Komponen risiko pada IRB:
i.         PD (Probability of Default):
a)      Kemungkinan debitur wanprestasi
b)      PD merupakan estimasi kedepan
c)       Time horizon 1 tahun
ii.       LGD (Lost Given Default)
a)      Estimasi potensi kerugian bank jika terjadi wan prestasi
b)      LGD = 1 – recovery rate
iii.      EAD (Eksposur At Default): Estimasi besarnya eksposur kredit pada saat terjadi wanprestasi
iv.     EM (Effective Maturity)
a)      Sisa jangka waktu kredit
b)      Hanya diterapkan untuk tagihan kepada pemerintah, korporasi dan bank

3.       Pendekatan IRB Foundation
a.       Bank menghitung sendiri PD
b.      Regulator menyediakan data LGD dan EAD
c.       Lama periode observasi sekurangnya 5 tahun untuk sekurangnya 1 sumber

4.       Pendekatan IRB Advance
a.       Bank menghitung sendiri PD, LGD, EAD dan jangka waktu
b.      PD untuk consumer loan menggunakan data historis minimal 5 tahun. Untuk komersial dan korporasi 7 tahun

5.       Economic capital
a.       Nilai economic capital ditentukan juga confident level atau risk appetite atas besarnya unexpected loss
b.      Atas dasar besarnya economic capital dapat dihitung cost of capital dalam penetapan pricing.

No comments: