D. Proses
Manajemen Risiko
1. Identifikasi
Risiko
Mengidentifikasi
seluruh jenis risiko yang melekat pada setiap aktifitas fungsional yang
berpotensi merugikan bank. Hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a.
Bersifat proaktif, bukan reaktif
b.
Mencakup seluruh aktifitas fungsional
c.
Menggabungkan dan menganalisa informasi risiko
dari seluruh sumber informasi yang tersedia
d.
Menganalisa probabilitas timbulnya risiko serta
konsekuensi yang timbul
2. Pengukuran Risiko
Pendekatan
pengukuran risiko digunakan untuk mengukur profil risiko bank guna memperoleh
gambaran efektifitas penerapan manajemen risiko. Pendekatan tersebut mengukur:
a.
Sensitiftas produk/aktifitas terhadap perubahan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik dalam kondisi normal maupun tidak
normal
b.
Kecendrungan perubahan faktor-faktor dimaksud
berdasarkan fluktuasi perubahan yang terjadi di masa lalu dan korelasinya
c.
Faktor risiko (risk factor) secara individual
d.
Eksposure risiko secara keseluruhan (aggregate) dengan mempertimbangkan risk correlation
3. Monitoring dan Limit Risiko
Sebagai
bagian dari penerapan pemantauan risiko, maka limit risiko tersedia baik secara
individual dan keseluruhan/konsolidasi. Selain itu, limit risiko juga harus:
a.
Memperhatikan kemampuan modal bank untuk dapat
menyerapeksposure risiko atau kerugian yang timbul dan tinggi rendahnya
eksposur bank
b.
Mempertimbangkan pengalaman kerugian di masa
lalu dan kemampuan sumber daya manusia
c.
Memastikan Satuan Kerja Manajemen Risiko, komite
manajemen drisiko dan direksi
4. Pengendalian Risiko
4. Pengendalian Risiko
Pelaksanaan
proses pengendalian risiko digunakan untuk mengelola risiko tertentu terutama
yang membahayakan kelangsungan usaha bank. Pengendalian risiko bank dapat dilakukan
dengan cara lindung nilai atau hedging, dan metode mitigasi risiko lainnya
seperti penutupan asuransi, pembelian garansi, sekuritisasi asset, instrumen credit derivaties dan penambahan modal
bank untuk menyerap potensi kerugian.
5. Sistem Informasi Manajemen Risiko
5. Sistem Informasi Manajemen Risiko
Sistem
informasi manajemen risiko merupakan bagian dari sistem manajemen yang harus
dimiliki dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan bank. Bank harus memiliki
sistem informasi manajemen risiko yang dapat memastikan:
a.
Data yang diperlukan tersedia secara akurat dan
tepat waktu
b.
Eksposur risiko terukur secara akurat,
informative dan tepat waktu
c.
Mematuhi penerapan manajemen risiko terhadap
kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko
d.
Hasil (realisasi) penerapan manajemen risiko
dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh bank sesuai dengan kebijakan
dan strategi penerapan manajemen risiko
No comments:
Post a Comment